Sabtu, 25 Februari 2012

Bangunan-Bangunan Bersejarah Yang Dibuat Selama Masa Pemerintahaan RAA Cokronagoro I sampai RAA Cokronagoro IV 1831 – 1919


Disamping bangunan bersejarah hasil karya Cokronagoro I seperti Pendhopo dan Rumah Dinas Bupati Purworejo, Masjid Agung atau Masjid Darul Muttaqin, Bedhug Pendhowo atau Bedhug Kyai Bagelen, dan Salran Irigasi Kedung Putri, ternyata masih banyak bangunan lainya yang diprakarsai bupati maupun institusi lain yang dibangun di Purworejo selama periode pemerintahaan Keluarga Cokronagoro. Banguan tersebut adalah :

1.     Sekolah Inlandsche School, yaitu sekolah khusus untuk orang pribumi yang dibangun pada tahun 1825 terletak di sebelah timur alun-alun Purworejo. Setelah sekolah itu didirikan ternyata banyak peminatnya sehingga dibagi menjadi dua sekolahaan. Sekolah itu kemudian bernama konroliran dengan mata pelajaran yang diajarkan meliputi Ilmu Buni, Ilmu Ukur,berhitung dan menulis Jawa. Sekolah tersebut sekarang menjadi Sekolah Dasar Negeri Purworejo 1 dan 2. Terletak di Kampung Plaosan atau tepatnya di JL. Urip Sumoharjo 18.

2.       Sekolah ELS (Europesche Lagere School). Sekolah ini khusus untuk anak Eropa, utamanya Belanda. Didirikan pada tahun 1917 terletak 500 meter ke arah timur dari alun-alun Purworejo atau tepatnya sekarang di JL A. Yani. Bangunan sekolah tersebut berdiri di atas tanah seluas 6.500 meter persegi. Pada tanggal 17 Agustus 1946, atau setahun setelah Indonesia merdeka sekolah tersebut ditutup. Namun pada tanggal 1 September 1947 tempat itu digunakan lagi untuk kegiatan pendidikan dan menjadi Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sekarang sekolah tersebut menjadi SMP Negeri 2 Purworejo yang terletak di JL A. Yani No. 6.

3.       Pada tahun 1919, Yayasan PSSK (Perkumpulan Sekolah-Sekolah Kristen) mendirikan bangunan sekolah yang jaraknya juga sekitar 500 meter dari alun-alun Purworejo sebelah utara. Sekolah yang didirikan PSSK adalah MULO (Meer Ultgebreld Lager Onderwijs). Yaitu sekolah setingkat SMP dengan pengantar  menggunakan Bahasa Belanda. Ketika Jepang masuk (1942) sampai 1949, sekolah tersebut dikosongkan. Setelah itu dibukla lagi menjadi SGB (Sekolah Guru Bantu), setingkat SMP tapi khusus dipersiapkan untuk menjadi guru. Sejak tahun 1961 berubah menjadi SMP hingga sekarang. Setelah aemua aset milik Yayasan PSSK dibeli pemerintah Kabupaten, sekolah tersebut kini menjadi SMP Negeri 4 Purworejo yang terletak di JL. Urip Sumoharjo No. 62.

4.       Sekolah HKS (Hooger Kweek School), yaitu sekolah persiapan menjadi guru. HKS hanya berlangsung sampai tahun 1928. Dari tahun 1942-1945 menjadi Sekolah Pendidikan Negeri Jaman Belanda. 1945-1949 menjadi Sekolah Pendidikan Negeri Jaman Jepang. 1950-1961 menjadi SGB (Sekolah Guru Bantu). 1958-1968 menjadi SGA (Sekolah Guru Atas). 1968-1991 menjadi SPG (Sekolah Pendidikan Guru). Mulai tahun 1991 sampai sekarang menjadi SMA (Sekolah Menengah Atas). Sekarang sekolah tersebut bernama SMA Negeri 7 Purworejo yang tereletak di JL. Mangunsarkoro No. 1.
5.       Rumah Sakit untuk militer (Militair Hospital) yang dulu dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915. Rumah Sakit ini hanya untuk keluarga militer saja. Sekarang Miltair Hospital menjadi Rumah Sakit DKT (Dinas Kesehatan Tentara) yang terletak di JL Letjend Suparto No.
6.       Asrama Kedung Kebo, dibangun tahun 1829 sebagai benteng Belanda dalam menghadapi perjuangan Pangeran Diponegoro. Pada tahun 1848 sampai 1859 pernah dijadikan tempat pendidikan militer atau Sekolah Militer. Tetapi akibat hujan deras benteng itu runtuh sehingga Sekolah Militer dipindah ke Gombong (Kebumen). Pada tahun 1917 benteng tersebut diperbaiki. Sekarang benteng tersebut menjadi Kompleks Asrama Yonif 412 Raider Kostrad yang terletak di JL. Kesatrian.

7.       Pasar Baledono, dibangun pada tahun 1910. Pasar tradisional tersebut sangat diminati oleh etnis Cina. Pasar Baledono menjadi pusat perdagangan terbesar di Purworejo. Pasar Baledono terletak di Kelurahaan Baledono, Kecamatan Purworejo  atau di JL. A.Yani.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar